“Sebuah review blog seorang teman di kelas menulis Kepo”

Ketika mendapat pertanyaan “orang mana?”, kita akan cenderung menyebutkan tempat kelahiran kita. Tempat kelahiran sering menjadi identitas seseorang jika berurusan dengan pertanyaan itu. Namun tidak sedikit juga yang menjawab pertanyaan itu dengan menyebutkan suku, biasanya karena faktor keluarga meski lahir di tempat yang berbeda dengan daerah yang didiami suku tersebut. Seperti teman saya yang mengaku orang/suku bugis meski dia lahir di Toraja yang juga merupakan salah satu suku di Sulawesi selatan.

Sama halnya dengan Nur Al Marwah Asrul, yang lebih akrab dengan panggilan Nunu. Meski lahir di Riyadh pada tanggal 23 Mei 1990, serta menghabiskan sebagian masa kecilnya di salah kota di Arab tersebut. Dia lebih senang dianggap sebagai orang Parepare “orang tuaku asli Parepare soalnya, kebetulan aja lahir dan besar disana, hahaha” kata Nunu yang merasa hanya menumpang lahir di Riyadh. Parepare adalah salah satu kotamadya yang ada di Sulawesi Selatan, tempat kelahiran presiden ketiga Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie. Tekad yang kuat Abah Nunu di tahun 80-an yang pindah mencari kerja ke Riyadh ternyata membuat tiga saudara lainnya pun lahir disana. Nunu pun mengecap pendidikan SD dan SMP di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), sekolah menengah atas (SMA) ia lanjutkan di kota kelahiran abah dan umminya, Kota Parepare.

Nunu adalah seorang perempuan yang lahir di arab meski tidak ada keturunan arab, orangnya gampang diajak bergaul, easy going kalau bahasa gaulnya. Alasan kenapa memilih Blog Nunu untuk saya review, Nunu juga aktif di sebuah komunitas sosial, Sahabat Indonesia Berbagi (SIGI) yang konsen pada edukasi anak-anak. Selain itu, Nunu pernah menjadi volunter di komunitas 1000 Guru yang peduli dengan pendidikan anak-anak di daerah terpencil. Bukan hanya easy going, nunu juga ternyata care terhadap lingkungan sosial di sekelilingnya, terbukti dengan kegiatan-kegiatan komunitas yang ia ikuti.

Nur Al Marwah Asrul ; Nunu.
Nur Al Marwah Asrul ; Nunu.
Salah satu modal besar yang dimiliki Nunu dalam pergaulannya karena ia lincah, mandiri dan punya semangat yang besar. Setidaknya begitu menurut Muhammad Zia Ul Haq (ian) yang setahun belakangan menjadi kekasih hati Nunu. Kepribadian itu jugalah yang mungkin memikat hati ian memilih perempuan berkacamata dan murah senyum itu sebagai kekasihnya. Yah diluar kebiasaanya yang cepat lapar dan cerewet (suka bercerita apapun), maka curhatan siapapun yang sampai ke Nunu akan sampai ke telinga Iyan. Semoga secepatnya kisah cinta mereka berlanjut ke pelaminan, aaamiin.

Sudah bercerita tentang Nunu, mari membicarakan tentang Blognya. Kebiasan menulis di blog bukanlah aktifitas baru untuk Nunu. sejak kelas 2 SMP Nunu sudah pernah menulis di blog dengan alamat geocities.com, yang dia akui adalah blog yang bisa terbilang ababil dengan background yang suka ganti-ganti gambar kartun kesukaannya saat itu. Meski sempat vakum dalam menulis di blog, november 2012 Nunu kembali mulai menulis di blog yang masih dikelola sekarang, nuralmarwah.com.

Tulisan-tulisan di blog nuralmarwah.com banyak bercerita tentang keseharian dan aktifitas yang dijalani Nunu. tulisan tentang pencapaian mendapat gelar akademik Sarjana dengan judul Namaku Bertambah Panjang misalnya, atau tulisan tentang komunitas yang ia ikuti Bahagia itu Sederhana. Beberapa tulisannya juga sarat akan pengetahuan sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ia jalani, S1 jurusan biologi dan S2 jurusan Biomedik, seperti pada tulisan Mari Makan Pelan-Pelan. Bukan hanya tentang aktifitas yang ia tulis dalam blog ini, Nunu ternyata cukup peka melihat fenomena yang terjadi di sekelilingnya, lihat bagaimana dia menanggapi penggunaan kata ta’jil yang sering kita pakai untuk menggantikan kata makanan untuk berbuka puasa, Berbagi Ta’jil?.

Nunu juga cukup lihai membuat cerita fiksi pendek, di blognya terdapat 18 tulisan fiksi yang diberi kategori flash fiction . 18 tulisan fiksi itu mencerminkan Nunu memilki imajinasi yang luas. Dari sekian banyak tulisan yang ada di blog Nunu, saya paling suka mengikuti cerita tentang kepolosan adik bungsunya Uud. Uud yang tinggal bersama abah dan ummi di Riyadh mengharuskan Nunu LDR-an dengan adik bungsunya itu. Pertemuan yang sangat terbatas dengan adik bungsunya itu, selalu menghasilkan cerita tersendiri yang bisa ia tuangkan di blognya. Membaca tulisan tentang Uud membuat saya ingin bertemu dengan Uud, mungkin sesekali mencubit pipinya karena gemes. Cerita tentang Uud.

Tulisan di blog Nunu jika ingin diberi kategori umur seperti yang ada di tayangan televisi, bisa diberi label untuk semua umur (SU). Menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana tanpa perlu penafsiran yang tinggi, membuat tulisan Nunu bisa dibaca siapa saja. Pembaca tidak perlu memiliki pengetahuan bahasa yang luas untuk memahami tulisannya, deskripsi lingkungan, suasana maupun perasaan tergambar jelas dalam setiap tulisannya. Latar belakang pernah tinggal di arab juga sesekali menghiasi tulisan Nunu, membuat tulisannya kaya akan pengetahuan baru bagi pembaca. Beberapa tulisan tentang trip/traveling menambah ragam tulisan yang ada di blognya. Sungguh blog yang kaya.

Semenjak tergabung di kelas menulis Kepo bersama Nunu, saya selalu menyempatkan membaca tulisan yang diposting di blognya. Dari membaca tulisan Nunu saya juga bisa banyak belajar bagaimana mendeskripsikan suatu keadaan, hal yang masih sulit saya lakukan. Sesuai tagline yang digunakan di kelas menulis Kepo ;

“Guru siapa saja, Murid siapa saja, Kelas di mana saja”

– Kelas Menulis Kepo –